Saturday, 21 May 2011
Tes Kesehatan yang Ditakuti Wanita
Sebagian besar perempuan akan menunda atau melupakan pemeriksaan kesehatan hanya karena merasa takut. Berikut ini 4 pemeriksaan kesehatan yang paling banyak ditakuti oleh kaum perempuan.
Umumnya rasa takut yang muncul karena pemeriksaan ini menimbulkan rasa sakit, ketidaknyamanan, memiliki efek samping atau takut akan hasil yang didapatkannya.
Ini dia 4 pemeriksaan kesehatan yang ditakuti oleh perempuan, seperti dikutip dari ABCNews.go.com, Senin (14/2/2011) yaitu:
Mammografi
Pemeriksaan ini menggunakan sinar X-ray dan mampu mendeteksi 80-90 persen dari kasus kanker payudara. Sebuah studi di Swedia menemukan bahwa mammografi secara teratur bisa mengurangi angka kematian perempuan di atas 40 tahun sebesar 29 persen. Umumnya rasa sakit akibat mammografi akan muncul terutama pada orang yang memiliki payudara kecil, padat atau sensitif. Waktu yang diperlukan untuk mammografi secara total hanya 40 detik.
Mammografi merupakan pemeriksan standar bagi perempuan yang memiliki faktor risiko terhadap kanker payudara. Tes alternatif lainnya bisa menggunakan USG, SADARI (Periksa payudara sendiri) atau dengan gelombang suara untuk mendeteksi kelainan. Namun terkadang digunakan bersama-sama dengan mammografi, terutama jika ditemukan ada kelainan.
Colonoscopy
Prosedur ini merupakan cara yang paling efektif untuk mencaritahu polip dan pertumbuhan prekanker lainnya di dalam usus, tes ini berlangsung sekitar 30 menit sampai 1 jam. Umumnya ketakutan yang timbul karena seseorang membayangkan sebuah tabung panjang yang fleksibel dan kamera kecil akan masuk ke dalam usus, serta terkadang timbul sakit perut, mual dan muntah setelahnya.
Jika seseorang takut melakukan colonoccopy, mungkin ia bisa melakukan pemeriksaan sejumlah kecil feses yang dikirim ke laboratorium untuk dianalisis. Tes ini akan melihat perubahan DNA yang berkaitan dengan polip prekanker dan kanker. Jika tes DNA menunjukkan perubahan, seseorang akan disarankan untuk melakukan colocoscopy.
Endoskopi
Pemeriksaan ini untuk melihat kondisi kerongkongan, perut dan usus kecil. Endoskopi digunakan untuk menyelidiki penyebab gejala spesifik seperti refluks kronis, kesulitan menelan dan nyeri perut bagian atas. Prosedur ini akan memakan waktu sekitar 5-7 menit, tapi jika ditemukan polip maka diperlukan waktu yang lebih lama.
Ketakutan yang timbul karena banyak orang khawatir mengalami mual dan muntah akibat harus berpuasa terlebih dahulu selama 6-8 jam sebelum tes. Selain itu seseorang mungkin akan memiliki sedikit sakit tenggorokan setelahnya. Karena itu sebaiknya tes ini dilakukan pagi hari dan mengonsumsi makanan yang lunak setelahnya serta menghindari makanan pedas dan keras.
Pemeriksaan MRI
MRI (magnetic resonance imaging) menggunakan medan magnet yang kuat dan gelombang radio untuk membuat gambar penampang tubuh dengan menunjukkan organ, jaringan lunak, tulang, ligamen sobek hingga ke tumor atau kanker. Seseorang akan dibaringkan dan masuk ke dalam sebuah tabung tertutup dengan posisi kepala terlebih dahulu. Prosedur ini memakan waktu sekitar 10 menit hingga 1 jam.
Pemeriksaan MRI tidak akan menimbulkan rasa sakit secara fisik, tapi berbaring sendiri di dalam tabung tertutup yang sempit bisa membuat seseorang stres dan merasa sesak napas. Sebaiknya menutup mata dan membayangkan sesuatu yang indah atau menyenangkan sehingga bisa membuatnya lebih santai. Tapi jika terjadi gangguan mental mintalah dokter untuk meresepkan obat anti kecemasan sebelum melakukan MRI.
Beberapa rumah sakit ada yang memiliki MRI terbuka yang membuat seseorang bisa berdiri, duduk atau bahkan menonton televisi saat discan. Tapi MRI terbuka ini umumnya menggunakan medan magnet yang rendah sehingga kualitas gambarnya tidak sebagus MRI tertutup. MRI terbuka mungkin cukup untuk melihat scan dari lutut atau otak akibat sakit kepala kronis, tapi untuk tes lain seperti deteksi tumor atau kanker tidak dianjurkan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment