Friday 20 May 2011

Perut Buncit yang Selalu Bikin Masalah

perut buncit

Punya perut buncit jadi masalah buat banyak orang mulai dari masalah penampilan hingga kesehatan. Agar tubuh tetap sehat, dianjurkan untuk memelihara perut tetap rata karena perut buncit banyak bikin masalah kesehatan.

Perut buncit adalah istilah untuk menggambarkan lemak berlebih yang terdapat di perut atau dikenal dengan nama obesitas sentral. Perut yang membuncit tidak memberi manfaat apa-apa pada kesehatan tubuh dan bisa menjadi risiko bagi berbagai penyakit.

"Berkurangnya aktivitas fisik merupakan penyebab utama terjadinya obesitas sentral, dan kondisi ini paling banyak terjadi pada pria," ujar dr Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM dalam acara konferensi CardioMetabolic Conference 2011 di JCC, Jumat (30/4/2011).

dr Ika menuturkan saat ini terjadi perubahan pola hidup dengan aktivitas fisik yang berkurang, orang lebih memilih menggunakan ojek dibandingkan jalan kaki, padahal itu bisa menambah salah satu risiko.

Perut buncit juga menjadi salah satu faktor dari sindrom metabolik, yaitu kumpulan dari faktor risiko terhadap terjadinya penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2 yang terdapat pada diri seseorang.

Kondisi ini terjadi akibat adanya gangguan metabolisme, faktor risiko yang termasuk dalam sindrom metabolik adalah perut buncit atau obsitas sentral, kadar gula darah tinggi, hipertensi dan kolesterol tinggi.

Jika kondisi ini dibiarkan saja atau tidak ditangani dengan baik, maka nanti bisa memicu terjadinya penyakit diabetes tipe 2, serta penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke.

"Perubahan gaya hidup adalah hal yang harus dilakukan pertama kali sebelum masuk ke yang lain," ujar dr Ika yang juga anggota PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia).

Hal yang sama juga diungkapkan Dr Anna Ulfa Rahajoe, SpJP, FIHA bahwa upaya-upaya dalam mencegah penyakit kardiovaskular sudah sangat mendesak, hal ini karena penyakit vaskular masih menjadi penyebab kematian utama penduduk di Indonesia.

"Penyakit ini bisa menyebabkan mortalitas dan kecacatan di usia produktif yang nantinya akan berdampak terhadap pendapatan nasional," ujar Dr Anna yang juga menjabat sebagai ketua PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia).

Selain itu Dr Anna menuturkan pengobatan dengan statin hanya menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) saja, sedangkan kadar HDL tidak bisa dinaikkan dan kadar trigliserida tidak bisa diturunkan, sehingga ada risiko tersisa yang harus diberantas.

Karena itu memiliki perut buncit jangan dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan dibiarkan saja, karena hal ini bisa menjadi faktor risiko terjadinya diabetes tipe 2 dan juga penyakit kardiovaskular.

0 comments:

Post a Comment