Wednesday, 18 January 2012
Kecanduan Pornografi Adalah Penyakit Otak
Kecanduan pornografi mungkin lebih sering dipandang sebagai suatu kelemahan moral atau bentuk hiburan semata. Tapi seorang ahli menyatakan kecanduan pornografi layaknya kecanduan bahan kimia, yang merupakan penyakit otak.
Kecanduan pornografi adalah kecanduan yang paling sulit untuk diobati, karena kecanduan ini menyerang 'jantung' kemanusiaan. Hal ini karena seksualitas merupakan pendorong utama dari kepentingan manusia.
"Pornografi adalah racun yang sempurna," ujar Gordon S. Bruin M.A., L.P.C, pendiri dan presiden InnerGold Counseling Services Inc., seperti dilansir dari HubPages, Senin (14/6/2010).
Bruin yang selama 18 tahun telah banyak menangani pasien kecanduan bahan kimia seperti alkohol, heroin, kokain, methamphetamine, marijuana, dan termasuk pornografi, memandang kecanduan pornografi sebagai penyakit otak layaknya kecanduan bahan kimia.
Kecanduan terjadi ketika otak secara fisik telah menguasai pikiran. Pikiran adalah intelijen yang frustrasi karena kehilangan kontrol. Ini adalah bagian yang menghasilkan perasaan benar atau salah, karena otak secara fisik tidak memiliki konsep benar atau salah.
Kecanduan adalah kondisi yang mana secara fisik dan kimia otak memaksa seseorang melakukan suatu perilaku tertentu tanpa adanya keterlibatan pikiran atau hati nurani.
Tapi karena kekuatan dari sistem limbik otak (salah satu sistem pada struktur otak) dan kapasitas untuk menaungi bagian moral dan rasional dari otak, banyak orang yang mengklaim bahwa pornografi adalah perilaku yang normal atau sebagai hiburan semata.
Pada dasarnya, satu-satunya perbedaan antara kecanduan narkoba, seperti heroin atau kokain dengan pornografi adalah cara memasuki sistem. Otak merespons informasi yang diterima melalui mata lebih cepat ketimbang dari sumber lain.
Informasi visual diproses di sistem limbik dalam waktu nanodetik (sepuluh pangkat minus sembilan detik). Inilah sebabnya mengapa kecanduan pornografi menjadi masalah besar.
Informasi visual diproses lebih cepat daripada informasi indera yang lain, bahkan respons heroin atau kokain sekalipun jauh lebih lambat.
Selain visual, hormon oksitosin juga berperan pada kecanduan pornografi. Oksitosin dapat menciptakan rasa bersatu dan kebersamaan selama berhubungan seksual.
Namun ketika hormon ini dilepaskan melalui hubungan seksual tanpa pasangan seperti cara-cara melihat gambar seksual alias pornografi, penerima oksiton dibiarkan merasa sendirian, depresi, dan bingung, walaupun disertai pelepasan dopamin (hormon pemicu rasa senang).
Oksitosin adalah suatu bahan kimia 'lem' yang mencari sesuatu ikatan. Pornografi adalah kekuatan oksitosin, yang menyebabkan perasaan kosong dan kebingungan bagi semua orang yang melakukannya. Dan ini membuat kecanduan pornografi sebagai penyakit otak.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment